Saturday, January 12, 2008

PENATALAKSANAAN REAKSI ANAFILAKTIK PADA ANAK DAN DEWASA

- Hentikan pemberian obat penyebab reaksi anafilaktik
- Baringkan pasien dengan tungkai lebih tinggi dari kepala
- Pemberian oksigen, pertahankan jalan napas yang lancer dan pernapasan yang adekuat
- Bila terdapat wheezing dapat diberikan nebulasi adrenalin (5 ml dalam larutan 1:1000) atau dilakukan intubasi/surgical airway bila terdapat sumbatan napas
- Suntikkan adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) secara IM, dosis 0,01 mg/kg BB, pada dewasa 0,3-0,5 ml
Dosis dapat diulang setelah 5 menit
- Pasang infuse dan pertahankan volume darah dengan SPPS atau kristaloid
- Adrenalin IV diberikan bila tidak ada respons terhadap adrenalin IM atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok
Dosis 0,1 mg/kg BB larutan adrenalin 1:10 000 yang diberikan perlahan selama 10 menit
Atau
0,01 ml/kg BB larutan adrenalin 1:1000 diencerkan dalam 10 ml garam faali dan diberikan selama 10 menit
Pada dewasa, 5 ml adrenalin 1:10 000 yang diberikan selama 10 menit
Atau
Pada dewasa, 0,5 ml adrenalin 1:1000 diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit
- Bebaskan jalan napas (kalau perlu buat jalan napas melalui mulut atau intubasi endotrakea
- Bila perlu berikan bantuan ventilasi (dengan ambu bag dan masker atau endotrakeal tube

Pengobatan tambahan
- Berikan kortikosteroid IV
Misalnya hidrokortison 2-6 mg/kg BB atau deksamethason 2-6 mg/kg BB
- Berikan antihistamin IV
Misalnya prometazin 0,5-1 mg/kg BB atau difenhidramin 0,5-1 mg/kg BB
- Bila terjadi bronkospasme, berikan bronkodilator aerosol (salbutamol, terbutalin, fenoterol)
Atau semprotkan bronkodilator melalui masker
Dan/atau berikan aminofilin IV 6 mg/kg BB selama 10 menit diikuti dengan infuse 1 mg/kg BB/jam atau salbutamol drip initial 4-6 mg/kg IV, selanjutnya 0,5-1 mg/kg BB/menit
- Bila masih terdapat syok, resusitasi cairan dilakukan pemberian koloid (max 20 ml/kg BB/hari, dilanjutkan dengan obat inotropik)

Tindakan penunjang
- Pantau TV dengan intensif sedikitnya selama 4 jam
- Tenangkan pasien, istirahatkan dan hindarkan pemanasan

Tanda dan gejala anafilaktik

Tanda dini
- Rasa hangat, gatal, terutama pada daerah ketiak, dan pangkal paha
- Cemas atau panic

Tanda lanjut
- Kulit kemerahan dan urtikaria
- Udem pada muka, leher, jaringan lunak

Tanda parah
- Bronkospasme (disertai wheezing)
- Udem laring (dispnoe, stridor, afonia, lender di tenggorok)
- Hipotensi (syok)
- Aritmia, henti jantung

Catatan:
Setiap reaksi yang tidak diharapkan setelah pemberian obat atau zat diagnostic harus dicurigai sebagai reaksi anafilaktoid sebab keadaan sering cepat memburuk
Obat utama pada reaksi anafilaktoid adalah adrenalin. Kortikosteroid dan antihistamin efeknya timbul lebih lambat. Walau pun dapat mempersingkat reaksi anafilaktoid dan mencegah kekambuhannya, kedua obat ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti adrenalin. Adrenalin harus diberikan bila dicurigai ada reaksi anafilaktik karena obat ini aman dan efektif.

Jarang diperlukan vasopresor lain. Gabungan adrenalin dan infuse IV hamper selalu dapat memperbaiki tekanan darah dan curah jantung
Berbagai obat dan larutan yang digunakan dalam mengatasi reaksi anafilaktik juga dapat menimbulkan reaksi yang sama. Ini harus diingat, khususnya dalam memberikan antihistamin dan kortikosteroid IV serta plasma expander seperti dekstran dan poligelin (Haemacell)

No comments: